Orang bilang tanah kita tanah surga,
tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Pernah dengar satu bait lirik lagu seperti yang tertulis di atas? Aku rasa harusnya sebagian besar pembaca akan mengingat lagu yang dinyanyikan Koes Plus itu, walau mungkin beberapa orang yang hidup di jaman modern ini sudah tidak pernah lagi mendengar lagu itu karena lebih banyak didendangkan lagu berbau cinta, asmara dan kebencian yang ga ada matinya, atau bahkan belum pernah dengar lagu ini.
Dari lagu itu dapat disimpulkan bahwa dulu banyak orang yang menganggap Indonesia merupakan surga dunia. Bagaimana tidak? Banyak hal yang bisa dibanggakan oleh Indonesia sampai bisa dibilang bahwa Indonesia merupakan surga di bumi ini, tapi sayangnya banyak juga “surga” yang kadang membuat orang lain merasa seperti hidup di dalam neraka. Penasaran dengan surga dan “surga” itu?
Pertama-tama kita akan membahas beberapa hal yang dianggap sebagai surga. Yap, surga tanpa tanda kutip yang berarti benar-benar membawa kenikmatan yang seharusnya tidak menyesatkan. Di bawah ini adalah list dan sedikit penjelasan mengenai surga itu berdasarkan persepsi ku.
- Harga-harga yang murah. Beruntunglah orang-orang yang hidup di Indonesia karena harga-harga di Indonesia cenderung lebih murah dibanding dengan negara-negara lain. Ambillah contoh seperti Singapura, Jepang, atau negara-negara Eropa dan Amerika yang nun jauh di sana. Kalau dibuat sebuah kiasan itu, membeli sebuah apel di Eropa, sama saja membeli 2 atau 3 buah duren di Indonesia.
- Tanah yang subur. Seperti yang terdapat di lagu itu, saking suburnya tanah di Indonesia, tongkat kayu dan batu pun bisa menjadi tanaman. Pada dasarnya memang tanah di Indonesia begitu subur karena berada di dalam gugus gunung berapi, khususnya di wilayah Jawa dan Sumatera. Oleh sebab itu tidak aneh kalau dulu banyak sekali yang mencari rempah-rempah di Indonesia karena konon rempah-rempah yang dihasilkan dari tanah Indonesia itu sangat bagus kualitasnya.
- Keindahan dan keanekaragaman alam. Indonesia juga dikenal sebagai zamrud khatulistiwa karena sesuai dengan warna zamrud yaitu hijau menandakan bahwa Indonesia terkenal dengan kekayaan hayati hutannya. Selain itu pemandangan alam seperti pantai dan pegunungan juga tidak kalah hebatnya. Bukan hanya itu, Indonesia juga memiliki spesies hewan dan tumbuhan yang merupakan hewan dan tumbuhan khas dan hanya bisa ditemukan di Indonesia.
- Ramah dan murah senyum. Katanya senyum itu bisa membuat orang bahagia, dan katanya orang Indonesia itu ramah dan murah senyum sehingga turis-turis mancanegara banyak yang datang ke Indonesia dan bahkan beberapa di antaranya sangat ingin menjadi warga negara Indonesia.
- Toleransi SARA yang relatif tinggi. Sadar atau tidak sadar, toleransi atas SARA yang berbeda satu sama lainnya di Indonesia cenderung lebih tinggi. Banyak ditemui bangunan ibadah untuk agama satu sama lainya yang berada dalam jarak yang berdekatan. Banyak pula orang yang mau berteman dengan semua orang tanpa membedakan warna kulit dan ras. Tapi entah berapa lama kondisi seperti ini bisa bertahan karena belakangan terlihat kecenderungan terdapat diskriminasi atas SARA.
Oke, tampaknya semua di atas itu memang merupakan hal membawa dampak positif bagi citra Indonesia sebagai “negara surga”. Tapi ternyata terdapat “surga” lainnya yang membuat wajah Indonesia bisa tercoreng. Bahkan beberapa di antaranya masih berhubungan dengan 5 hal di atas itu. Mari kita list lagi satu persatu menurut pendapatku sendiri.
- Rokok yang sangat murah dan mudah didapatkan. Dulu ada saudaraku yang mengatakan bahwa Indonesia ini surga karena rokoknya. Buktinya kalau di luar negeri, boro-boro bisa merokok bebas, menemukan rokok dijual saja udah setengah mati. Kalau di Indonesia? Sekali keluar rumah, langsung terlihat sebuah warung kecil yang berdiri di atas got yang menjual aneka macam rokok dengan bungkus yang berwarna-warni pula. Kalau di luar negeri rokok itu dikonsumsi oleh kalangan elit, maka di sini rokok lebih banyak dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah. Bahkan untuk rumah tangga miskin sekalipun, terkadang ada anggaran untuk rokok. Artinya? Kalau diliat dari persepsi luar negeri itu hidup di Indonesia itu “poor is rich” hanya karena rokok. Dan yang terjadi adalah kepulan kabut di mana-mana. Lalu aturannya? Belum ada, atau lebih tepatnya anggap saja ga ada mengingat aturan dijalankan hanya seperti wacana yang sekali berlalu kemudian good bye. Ini hal yang menjadikan Indonesia sebagai neraka bagi sebagian orang yang membenci rokok termasuk juga aku.
- Software murah, bertambah murah di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu aku membaca berita di internet berhubungan dengan pembajakan, khususnya pembajakan software. Sebuah software yang aslinya dijual hanya 45.000 rupiah saja malah masih dibajak menjadi 15.000 rupiah saja. Dan tentu saja para pengguna software bajakan dan juga pengedarnya bergembira dan saling ber-simbiosis muatualistis, err, atau mungkin simbiosis materialistis kali yah. Sedangkan para developer software hanya gigit jari karena merasa bahwa ada parasit yang menyedot darah mereka walaupun darah mereka sudah tinggal dikit dan sulit didapat. Tentu saja bukan hanya masalah harga secara materi, tetapi segala hal yang berhubungan dengan harga moral dan etis juga bisa ikut-ikutan dijadikan murah meriah. Dan yang paling mudah contohnya adalah tidak dihargainya hak cipta dan usaha sang pembuat atau developer. Yep, gratis coy.
- Yang punya kendaraan, dia yang berkuasa. Sebenarnya itu sudah dituliskan di entry blog sebelum ini, tapi apa salahnya kalau ditulis lagi di sini. Kendaraan bermotor yang berjubel jumlahnya di Indonesia cenderung membuat pemiliknya seperti memiliki jalan sendiri. Mungkin efek psikologis juga karena makin banyak kendaraan, dengan sedikit jumlah jalan, maka orang-orang harus berebutan dengan segala cara untuk bisa “bertahan hidup” di jalanan. Sampai-sampai kalau bisa trotoar dan halaman depan toko juga dihantam dan hak pejalan kaki dirampas. Tapi apa daya, kendaraan bermotor sekarang bukan hanya sebagai alat transportasi semata lagi di jaman sekarnag, melainkan juga sebagai nilai harga diri dan kekuasaan. Jadi, punya kendaraan bermotor akan menjadi penguasa jalanan di negeri ini, biarpun hanya kendaraan sewaan. Yang penting punya.
- Pemanfaatan alam tanpa terkendali demi pundi-pundi uang. Apa sih yang ga bisa didapatkan dengan kekayaan alam yang berlimpah di negeri ini? Sayangnya kecenderungan bahwa pemanfaatannya tidak terkendali dan berlebihan sampai-sampai kalau perlu merusak alam itu sendiri. Kalau dengar berita mengenai hutan di Indonesia, yang kedengaran biasa cenderung berita buruk, misalnya hutan gundul atau semacamnya. Kalau mendengar berita soal penambangan, yang terdengar adalah pencemaran air dan tanah. Kalau mendengar soal pantai dan laut, yang terdengar adalah kerusakan terumbu karang karena penggunaan bom dan pukat harimau atau malah berita soal monster Ancol. ~_~ Tapi yah seperti itulah. You know what I mean.
- Aturan yang membebaskan, bahkan terlalu membebaskan. Padahal aturan dibuat untuk mengingkat agar orang-orang bisa bertindak dan berperilaku dalam batas-batas yang masuk di akal. Bahkan kadang aturan yang dibuat di Indonesia cenderung menekan pihak tertentu yang seharusnya tidak boleh ditekan hanya karena perbedaan persepsi, singkatnya disebut diskriminasi. Peraturan dan perundang-undangan terkadang dibuat terlalu terburu-buru sehingga meninggalkan celah yang bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengeruk keuntungan. Dan yang paling konyol adalah aturan yang hanya sekedar tinggal tulisan alias aturan yang dibuat tapi tidak dijalankan. Jadi ga aneh kalau Indonesia bisa dibilang sebagai surga bagi untuk orang-orang yang suka melanggar aturan.
Itulah semua yang bisa aku utarakan mengenai negeri ini. Kalau diliat-liat, tampaknya kelima hal tersebut memiliki pola yang sama yaitu bahwa lemahnya kontrol yang dilakukan pihak yang berwenang sehingga orang-orang bisa memanfaatkan banyak hal yang baik menjadi buruk. Tapi bagaimana pun hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lainnya.
Tapi walau begitu, aku ga menyesali bisa hidup di negeri ini karena banyak hal yang aku dapatkan di Indonesia. Masih banyak hal yang bisa diharapkan dari negeri ini dan semoga harapan itu bisa terkabul dan hal-hal yang aku tuliskan itu dapat berubah seiring dengan perubahan jajaran petinggi negeri ini tahun 2009 nanti melalui Pemilu. Dan semoga ada pemimpin yang bisa mengubah negeri ini menjadi lebih baik.